Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Tuesday, August 30, 2016

Mudik Lebaran 2016 (Bagian Keempat- Bagian Terakhir)

Hello Guys....kali ini masih di Bukittinggi Sumatera barat.

Dengan menahan dingin saya ikuti kemauan anak bungsu saya Azwa Syafira Dayana. Sedangkan ke dua kakaknya si Sulung Syaza Amanina Salma Nasution dan abangnya Muhammad Reza Maulana Nasution asik dengan gadgetnya memanfaatkan WIFI gratis dr hotel.

Akhirnya karena masih harus ke pasar pabukoan di seputaran jam gadang, dengan senang hati saya akhiri acara berenang yang cukup menyiksa. Azwa masih melanjutkan acara berenang dengan si Mbaknya di kolam.

Baca Selengkapnya......

Mudik Lebaran 2016 (Bagian Ketiga)

Etape kali ini yang akan saya ceritakan adalah etape Sorulangun-Bukittinggi. Etape ini adalah tahapan paling asik dalam perjalanan mudik kali ini, karena kami akan melewati danau Singkarak. Sudah terbayang dimata bagaimana indahnya perjalanan sepanjang jalan menuju Bukittinggi. Secara jarak dan waktu tempuh juga etape ini adalah etape terpanjang yang kami rencanakan. (8 jam 33 menit dengan jarak 454 Km).

Baca Selengkapnya......

Monday, August 29, 2016

Mudik Lebaran 2016 (Bagian kedua)

Kembali saya lanjutkan ceritanya....

Hari ke 3 perjalanan, setelah puas berenang kami melanjutkan perjalanan. Google Maps sudah di set dengan tujuan kota Sarolangun. Kalau kita googling dengan kata kunci Sarolangun, maka akan didapati bahwa Sarolangun adalah kota di propinsi Jambi, Ibu kota Kabupaten Sarolangon.

Baca Selengkapnya......

Mudik Lebaran 2016 (bagian pertama)

Rata-rata orang di kampung saya yang merantau ke daerah lain, terutama Jakarta dan sekitarnya selalu pulang kampung (mudik) pada saat lebaran dengan menggunakan kendaraan bermotor roda 4. Hal yang pertama di benak saya adalah perjalanan non stop selama 3 hari 3 malam.

Sebenarnya sih bagi sebagian orang hal ini sudah merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Namun bagi kami sekeluarga hal ini merupakan hal yang baru. Terus terang sebelum anak2 lahir (waktu masih muda dulu) saya dan istri pernah melakukan hal ini, bahkan jalan dari Surabaya sampai ke Penyabungan. Saat itu memerlukan waktu sekita 4 hari 3 malam…(capeekkk).

Baca Selengkapnya......

Saturday, March 14, 2015

Keluarga Tercinta (Azwa numpang posting)....

ini anak-anakku sudah besar&istriku.




ini anakku sedang ulang tahun.


Baca Selengkapnya......

Azwa Syafira Dayana Nasution

Azwa Syafira Dayana mint update Blog...


Begitu cepatnya waktu berlalu.....
Anak saya yang dulu hanya seukuran boneka, sekarang sudah bisa macam-macam.
Hal yang paling mengejutkan saya adalah permintaan untuk menambahkan poto nya dalam Blog ini...

Ini di nak Papa tambahin...lain kali kamu nambah sendiri ya...

 

Baca Selengkapnya......

Friday, February 21, 2014

Anak-anakku

Tidak terasa…ternyata mereka sudah besar sekarang…

bahkan anak saya yang paling besar sudah lebih tinggi dari mamanya..dan hampir menyamai tinggi saya.
Saya hanya bisa berdoa semoga kalian bertiga jadi anak yang berguna bagi bangsa agama dan orang tua….
Amiiiin...


Baca Selengkapnya......

Wednesday, August 26, 2009

Anak tidak suka Mendengarkan Nasihat Anda

Anak tidak selalu mau mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang tuanya. Kadang membutuhkan perhatian khusus agar anak memperhatikan apa yang orang tuanya bicarakan. Orang tua sampai harus mengulangnya 10 kali atau sampai sang anak mendapatkan teguran biasanya baru sang anak mau mendengarkan.


Dengan menjadi pendengar yang baik, akan membantu anak belajar lebih efektif lagi, memperhatikan tanda-tanda yang bisa membahayakan, bisa membina hubungan yang baik dengan guru dan menambah teman.

Terdapat banyak strategi sederhana yang bisa dilakukan secara konsisten untuk mengajarkan anak memiliki kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, seperti dikutip dari Babycenter, Kamis (27/8/2009), yaitu:

Dapatkan perhatiannya.
Usahakan orang tua berjongkok dan biarkan anak berdiri agar posisi sejajar, sehingga orang tua bisa melihat mata anak dan mendapatkan perhatiannya. Anak akan mendengarkan lebih baik lagi jika orang tua duduk disampingnya saat sarapan dan membicarakan hal yang ingin disampaikan ke anak.

Jangan bertele-tele.
Pesan yang ingin disampaikan orang tua ke anaknya harus jelas, sederhana dan tidak otoriter. Anak akan merasa bosan jika orang tua selalu membahas hal yang sama berulang-ulang dan terlalu panjang, sehingga anak tidak menangkap maksud dari omongan orang tua. Misalnya jika udara di luar sangat dingin cukup katakan "Saatnya menggunakan jaket, sayang", hal ini akan lebih efektif daripada menjelaskan "Udara di luar sangat dingin nanti bisa sakit, jadi ibu ingin kamu menggunakan jaket jika bepergian".

Lebih menekankan kata-kata.
Pesan akan lebih tertangkap oleh anak jika lebih menekankan kata-kata yang digunakan, khususnya untuk menarik perhatian sang anak. Cara ini bisa ditambahkan dengan isyarat gerakan, isyarat visual dan bisa juga dengan mempraktikkannya langsung di depan sang anak.

Berikan peringatan.
Berikan anak beberapa peringatan tentang apa yang harus dilakukannya, khususnya saat anak bermain dengan mainan atau temannya. Tapi bukan dengan cara membentak atau menggunakan suara yang keras.

Memeragakan kebiasaan bagus.
Anak akan menjadi pendengar yang baik jika dirinya melihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Jika anak sering melihat orang tua melakukannya, maka ketika sang anak diberi tahu oleh orang tua mengenai hal tersebut anak akan mendengarkannya. Lihatlah sang anak jika sedang berbicara dengannya dan meresponsnya secara sopan, biarkan anak berbicara hingga selesai dan jangan pernah berjalan atau berbalik badan saat sang anak sedang berbicara.

Motivasilah sang anak.
Beberapa anak akan memberikan respons yang baik, jika orang tua melakukannya dengan sedikit hal yang menyenangkan (humor). Misalnya bisa dengan suara yang lucu atau melalui lagu yang kata-katanya diganti dengan pesan yang ingin disampaikan. Dengan menggunakan cara yang menyenangkan dan penuh kasih sayang saat berbicara akan membuat anak mendengarkan kata-kata orang tuanya. Karena anak akan merasa bahwa orang tua mencintainya dan menganggapnya seseorang yang spesial, sehingga anak akan termotivasi melakukan yang terbaik untuk orang tuanya.

Dengan melakukan hal-hal tersebut di atas, maka anak akan mau mendengarkan apa yang dibicarakan oleh orang tuanya. Jadi, jika Anda ingin direspons dengan baik oleh sang anak, perlakukanlah anak dengan baik pula.

Baca Selengkapnya......

Thursday, November 20, 2008

Fakta Tentang Kemuliaan Orang Tua....

Hudzaifah.org - "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS Luqman, 31:14)

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS Al Israa’, 17:23)

"Katakanlah, "Mari kubacakan apa yang diharamkan atasmu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa." (QS Al An’am, 6:151)

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya" (QS Al Ahqaf, 46:15)

Baca Selengkapnya......

Wednesday, November 19, 2008

Untuk Ibu Tercinta

Saya ambil dari milis yang saya ikuti :

Setelah 21 tahun menikah, saya tiba-tiba menemukan cara baru dalam menyalakan api cinta kami. Demikian tulis seorang pria yang ingin berbagi pengalaman.

Beberapa waktu lalu istri saya mengusulkan agar saya berkencan dengan seorang perempuan lain, besok malam.

"Kamu akan mencintainya," kata istri.
"Apa-apaan sih," protes saya.
"Mengapa kamu tidak ikut?"
"Itu acara kamu berdua dia," jawab istri.

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda selama 19 tahun belakangan ini. Saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan mengurus tiga anak kami.

Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.

"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.

Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima telepon di tengah malam atau undangan yang datangnya tiba-tiba.
Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.

Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya.

"Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Aha, dia masih curiga.

Besok malam, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dia terlihat agak senewen tapi berdandan resmi sekali. Ibu jelas telah menata rambutnya di salon, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulang tahun perkawinan yang terakhir ketika ayah masih hidup.

Ibu menyambut saya dengan senyum lebar.
"Saya bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil.

"Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya." Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun.

Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu.
Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih. "Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.
"Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya.Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari.Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir sajasampai-sampai kami terlambat untuk menonton film. Mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata,"Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang
bayar."Saya setuju."Bagaimana kencanmu?"tanya istri saya di rumah."Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga.Tadinya tidak tahu mau ngomong
apa." Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung.Begitu tiba-tiba kejadiannya,saya tidak sempat berbuat apa-apa
untuk menolongnya. Satu minggu berlalu,sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam.Surat itu dilampiri kopi tanda lunas.Ada
selembar kertas diselipkan di situ, tertuliskan:"Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi.Walaupun
begitu,ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu.Anakku,besar sekali arti undanganmu malam itu." Pada detik itulah
saya mengerti apa pentingnyaarti bahwa kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu. Tidak ada hal yang lebih
penting dalam hidup dari pada Tuhan dan keluarga.Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat untukmengatakan'nanti'.....kangen sama ibu
tercinta ...

Baca Selengkapnya......